Salamander Bertitik (Ambystoma maculatum), yang juga dikenal sebagai Salamander Bertitik Kuning, adalah amfibi menarik yang hidup di hutan dan berasal dari Amerika Utara. Makhluk yang pemalu ini mendapatkan namanya dari titik-titik kuning atau oranye yang mencolok di tubuh gelapnya.
Deskripsi Fisik: Seperti Apa Tampilan Salamander Bertitik?
- Ukuran: Dewasa dapat tumbuh dengan panjang 15–25 cm (5,9–9,8 inci).
- Berat: Berat rata-rata mereka sekitar 12,84 gram.
- Badan dan Kulit: Kulit mereka yang halus dan berkilau cocok dengan tubuh kekar mereka, dengan wajah yang mirip dengan gecko. Mereka memiliki moncong lebar dan 12 alur kostal yang memanjang di kedua sisi perut mereka.
- Warna dan Titik: Meskipun warna dasar tubuhnya sebagian besar hitam, beberapa individu menunjukkan nuansa abu-abu gelap, hijau, coklat, atau hitam kebiruan. Dua baris tidak teratur dari titik kuning-oranye membentang dari kepala hingga ekor, dengan titik yang lebih cerah di dekat kepala. Sisi bawah mereka memiliki campuran warna merah muda dan abu-abu-slate.
- Kaki dan Cakar: Dilengkapi dengan anggota tubuh yang kuat, mereka memiliki empat jari di kaki depan dan lima jari di kaki belakang.
- Ekor: Ekor yang menonjol dengan kemampuan regenerasi membedakan salamander ini, memungkinkan mereka bertahan dari serangan predator.
Umur
Dalam kondisi yang baik, Salamander Bertitik liar dapat hidup hingga 20 tahun, menunjukkan umur panjang yang luar biasa di antara amfibi.
Distribusi dan Habitat
- Rentang Geografis: Ditemukan secara luas di timur Amerika Utara, rentangnya membentang dari Nova Scotia hingga Georgia dan Texas.
- Habitat yang Disukai: Mereka lebih memilih hutan lembab dengan tutupan tanah yang lebat, dan sering ditemukan di bawah kayu, batu, atau di dalam liang yang ditinggalkan. Tempat berlindung ini membantu mereka mempertahankan kelembapan, yang sangat penting untuk kelangsungan hidup mereka. Tanpa kelembapan yang cukup, kulit mereka akan mengering dan menyebabkan dehidrasi fatal.
Karakteristik Perilaku
- Kehidupan Nokturnal: Salamander Bertitik paling aktif di malam hari, keluar untuk mencari makan di bawah perlindungan kegelapan.
- Gerakan Terbatas: Amfibi ini biasanya tinggal dalam 100 meter dari kolam pemijahan mereka, jarang melampaui 250 meter.
- Penggunaan Liang: Meskipun bukan penggali ulung, mereka dengan mahir mengadaptasi atau memperbesar liang yang ada untuk berlindung.
- Sensitivitas terhadap Iklim: Cuaca ekstrem—baik terlalu kering, dingin, atau panas—memaksa mereka untuk bersembunyi lebih dalam di liang mereka.
Ketika terancam, larva secara naluriah bersembunyi di puing-puing dasar kolam. Menariknya, salamander dewasa menunjukkan naluri pulang, kembali ke kolam pemijahan mereka yang tepat—bahkan mengikuti jalur yang sama meskipun jaraknya cukup jauh.
Reproduksi dan Siklus Hidup
Salamander Bertitik berkembang biak pada Maret dan April, setelah hujan lebat dan suhu yang lebih hangat.
- Penyimpanan Telur: Betina meletakkan 200 telur dalam kelompok seperti jeli yang menempel pada vegetasi bawah air. Kelompok ini mengandung alga simbiotik yang membantu mendukung perkembangan embrio.
- Tahap Larva: Penetasan terjadi setelah 4-8 minggu, tergantung pada suhu air. Larva, yang menyerupai kecebong, memiliki insang berbulu dan panjangnya sekitar 1,3 inci saat lahir.
- Transformasi Juvenil: Selama 2-4 bulan, larva mengalami metamorfosis menjadi juvenil terestrial sekitar 6 cm.
Kanibalisme terlihat di antara larva selama kekurangan makanan, yang menyoroti strategi bertahan hidup yang kompetitif.
Adaptasi
Salamander Bertitik memiliki kemampuan bertahan hidup yang luar biasa:
- Autotomi Ekor: Mereka dapat melepaskan ekor mereka untuk mengalihkan perhatian predator dan meregenerasi ekor tersebut nanti.
- Kemampuan Regenerasi: Selain ekor, amfibi ini dapat menumbuhkan kembali anggota tubuh yang rusak, sebagian otak, dan bahkan organ internal.
Diet: Apa yang Dimakan Salamander Bertitik?
Sebagai karnivora, Salamander Bertitik mengandalkan diet yang beragam yang meliputi serangga seperti centipedes, millipedes, jangkrik, cacing, laba-laba, dan siput. Mereka menggunakan lidah lengket mereka untuk menangkap mangsa secara efisien.
Predator dan Mekanisme Pertahanan
- Predator Umum: Musuh alami mereka termasuk ular, skunk, rakun, kura-kura, tupai, chipmunk, dan oposum.
- Pertahanan: Untuk mengusir predator, Salamander Bertitik mengeluarkan zat putih beracun dari kelenjar di dekat leher dan ekor mereka.
Status Konservasi
IUCN mengklasifikasikan Salamander Bertitik sebagai spesies Risiko Rendah (LC) karena populasi mereka yang stabil. Namun, perusakan habitat, peningkatan keasaman air, dan perdagangan hewan peliharaan merupakan ancaman besar.
- Sensitivitas Ekologis: Kenaikan tingkat keasaman di kolam pemijahan berdampak negatif pada tingkat reproduksi mereka.
- Perilaku Kanibalisme: Larva sering memakan satu sama lain ketika sumber makanan langka.
- Kematian Juvenil yang Tinggi: Lebih dari 90% larva gagal mencapai dewasa karena pemangsaan, penyakit, atau kolam yang mengering.
- Keterampilan Navigasi: Kemampuan mereka untuk menemukan kolam pemijahan mereka dengan presisi tak tertandingi di antara amfibi.
[toggle title=”Resources” state=”close”] http://srelherp.uga.edu/salamanders/ambmac.htm https://www.nwf.org/Wildlife/Wildlife-Library/Amphibians-Reptiles-and-Fish/Spotted-Salamander.aspx http://www.nhptv.org/natureworks/spottedsalamander.htm https://www.nationalgeographic.com/animals/amphibians/facts/spotted-salamander http://animals.nationalgeographic.com/animals/amphibians/spotted-salamander/[/toggle]